Menyambut hut republik indonesia ke-71 tahun ini, untuk pertama kalinya koleksi lukisan bersejarah yang ada di istana Presiden akan dipamerkan untuk umum. Lukisan yang ada di istana ini merupakan karya anak bangsa berkelas dunia dari masa ke masa. Istana negara saat ini memiliki banyak karya seni lukisan sekitar 15.000 item. Namun yang akan di pamerkan nanti tepatnya tanggal 1 Agustus hingga 30 Agustus hanya 28 lukisan dari 21 pelukis.
Pameran lukisan akan digelar di Galeri Nasional, Jl Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat mulai 1 hingga 30 Agustus 2016. Pameran tersebut bertajuk "17/71: Goresan Juang Kemerdekaan".
Adapun daftar koleksi lukisan Istana Kepresidenan yang akan ditampilkan adalah sebagai berikut:
"Saya ingin lukisan-lukisan ini akan tetap abadi dan terus menerus bisa disajikan di hadapan publik seluruh dunia," ujar Jokowi.
Pameran lukisan akan digelar di Galeri Nasional, Jl Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat mulai 1 hingga 30 Agustus 2016. Pameran tersebut bertajuk "17/71: Goresan Juang Kemerdekaan".
Adapun daftar koleksi lukisan Istana Kepresidenan yang akan ditampilkan adalah sebagai berikut:
- Affandi, Laskar Rakyat Mengatur Siasat, 1946
- Affandi, Potret H.O.S. Tjokroaminoto, 1946
- Basoeki Abdullah, Pangeran Diponegoro Memimpin Perang, 1949
- Dullah, Persiapan Gerilya, 1949
- Harijadi Sumadidjaja, Awan Berarak Jalan Bersimpang, 1955
- Harijadi Sumadidjaja, Biografi II di Malioboro, 1949
- Henk Ngantung, Memanah, 1943 (reproduksi orisinal oleh Haris Purnomo)
- Kartono Yudhokusumo, Pertempuran di Pengok, 1949
- Raden Saleh, Penangkapan Pangeran Diponegoro, 1857
- S.Sudjojono, Di Depan Kelambu Terbuka, 1939
- S. Sudjojono, Kawan-kawan Revolusi, 1947.
- S. Sudjojono, Markas Laskar di Bekas Gudang Beras Tjikampek, 1964
- S. Sudjojono, Mengungsi, 1950
- S. Sudjojono. Sekko (Perintis Gerilya), 1949
- Sudjono Abdullah, Diponegoro, 1947
- Trubus Sudarsono, Potret R.A. Kartini, 1946/7
- Gambiranom Suhardi, Potret Jenderal Sudirman, 1956
- Soerono, Ketoprak, 1950
- Ir. Sukarno, Rini, 1958
- Lee Man-Fong, Margasatwa dan Puspita Nusantara, 1961
- Rudolf Bonnet, Penari-penari Bali sedang Berhias, 1954
- Hendra Gunawan, Kerokan, 1955
- Diego Rivera, Gadis Melayu dengan Bunga, 1955
- Miguel Covarrubias, Empat Gadis Bali dengan Sajen, sekitar 1933-1936
- Walter Spies, Kehidupan di Borobudur di Abad ke-9, 1930
- Ida Bagus Made Nadera, Fadjar Menjinsing, 1949
- Srihadi Soedarsono, Tara, 1977
- Mahjuddin, Pantai Karang Bolong, tahun tak terlacak (sekitar 1950-an)
"Saya ingin lukisan-lukisan ini akan tetap abadi dan terus menerus bisa disajikan di hadapan publik seluruh dunia," ujar Jokowi.