Media sosial saat ini sepertinya antara konten yang berisi kebaikan serta manfaat bagi orang lain dan ujaran kebencian (Red-SARA) hampir sebanding, bahkan tulisan ujaran kebencian lebih mudah terlihat dan muncul di linimasa kita. Sebagian mungkin ada juga yang mengkounter tulisan-tulisan kebencian tersebut, sebagian lebih memilih cuek.
Saat ini di miniblogging seperti twitter sedang ramai tagar yang mengajak kepada seluruh warga net untuk mengobarkan kebaikan seperti Tagar yang dilambungkan #Kobarkankebaikan. Tentu saja ini bermaksud untuk mengajak siapa saja pengguna dunia maya, baik media sosial seperti facebook, twitter, Linkedin dan semua variannya, hingga para blogger atau penulis lepas seperti saya untuk selalu membuat tulisan atau hal-hal yang bermanfaat bagi orang banyak. Caranya bisa dengan apa saja sesuai kemampuan yang dimiliki.
Bagi penulis lepas seperti saya, adalah menuliskan hal baik yang bisa bermanfaat bagi orang, bisa informasi positif atau tulisan yang menggugah orang untuk bergerak positif. Seorang blogger tidak jauh beda dengan penggiat media sosial karena sama-sama menuliskan status. Perbedaannya hanya ada pada jumlah karakter dan sebutannya saja.
Di Twitter kita lebih kenal dengan nama Cuitan, Facebook dengan status, Blogger tulisannya dikenal dengan nama Artikel, Media dikenal dengan berita dan dengan berbagai variannya.
Tidak terasa kita sudah dekat dengan perayaan hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia yang tinggal menghitung hari saja, sebaiknya memang sesuai tema HUT RI ke-72 kali ini kita harus rajin bekerja dan Gotong royong, ini tidak lepas dari yang namanya kebaikan (bersama). Karena itu baiknya kita sebagai warga Indonesia yang saat ini sudah lebih fokus dengan menyebar kebencian dan lebih sering termakan Hoax atau kebohongan di media sosial mulailah dengan banyak membaca hal baik dan menyebarkan kebaikan.
Jadikan media sosial sebagai jalan kebaikan dan pesan yang disampaikan bisa menjadi pelopor kebaikan bagi dirinya dan juga orang lain. Sangat disayangkan bukan, kita saat ini berada dibulan Agustus yang seharusnya diisi dengan berbagai kegiatan seperti bakti sosial atau memberi pesan positif malah justru semakin memperuncing kebencian antar sesama.
Kembali ke twitter seperti yang saya sebutkan diatas sesuai Judul " Disaat Tagar #Kobarkankebaikan Digaungkan, Tapi Masih Saja Menuliskan Kebencian, Pantaskah?".
Saya memang tidak tahu siapa yang memulai Tagar #Kobarkankebaikan , tapi saya bisa menangkap pesan disampaikan dengan hastag itu. Tapi apa jadinya ketika Tagar itu melambung tapi masih saja ada orang yang ikut melambungkan Tagar yang sama namun isi cuitannya justru malah mengarah kepada ujaran kebencian. Apakah dia tidak bisa membaca pesan yang disampaikan? Apakah kita setiap kali mengajak kepada kebaikan harus ditanggapi dengan kebencian atau malah mengajak orang untuk benci, tentu tidak kan.
Berikut ini salah satu akun yang justru menurut saya malah menyulut Api kebencian disaat dimana seharusnya kita menjadi penyebar kebaikan:
Apa yang ada dipikiranmu jika melihat cuitan seperti itu, mungkin bagi kita yang mau berfikir positif adalah abaikan status seperti itu, karena jika kita malah membuat komentar malah semakin dia merasa baik dan keras kepala.
Pernah, beberapa waktu lalu saya meladeni postingan semacam ini, tapi sayang malah saya yang dicap penyebar kebencian. Padahal saya hanya mengingatkan agar tidak membuat psotingan-psotingan seperti itu, saat itu saling balas retwitt cukup panjang.
Nah, kasus-kasus cuitan itu bisa anda temui di berbagai media sosial saat ini, jika dilihat memang sudah tingkat akut. Namun sekalipun ada saja orang yang menyebarkan kebencian saya yakin masih banyak juga orang yang mau menyebarkan kebaikan.
Disini saya mengajak siapa saja yang mau jadi duta untuk diri sendiri sebagai penyebar kebaikan di media sosial. Jadikan media sosial sebagai pemupuk persaudaraan di dunia maya, dan jangan lupa pererat persaudaraan juga di dunia nyata.
Salam Admin.
Saat ini di miniblogging seperti twitter sedang ramai tagar yang mengajak kepada seluruh warga net untuk mengobarkan kebaikan seperti Tagar yang dilambungkan #Kobarkankebaikan. Tentu saja ini bermaksud untuk mengajak siapa saja pengguna dunia maya, baik media sosial seperti facebook, twitter, Linkedin dan semua variannya, hingga para blogger atau penulis lepas seperti saya untuk selalu membuat tulisan atau hal-hal yang bermanfaat bagi orang banyak. Caranya bisa dengan apa saja sesuai kemampuan yang dimiliki.
Bagi penulis lepas seperti saya, adalah menuliskan hal baik yang bisa bermanfaat bagi orang, bisa informasi positif atau tulisan yang menggugah orang untuk bergerak positif. Seorang blogger tidak jauh beda dengan penggiat media sosial karena sama-sama menuliskan status. Perbedaannya hanya ada pada jumlah karakter dan sebutannya saja.
Di Twitter kita lebih kenal dengan nama Cuitan, Facebook dengan status, Blogger tulisannya dikenal dengan nama Artikel, Media dikenal dengan berita dan dengan berbagai variannya.
Tidak terasa kita sudah dekat dengan perayaan hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia yang tinggal menghitung hari saja, sebaiknya memang sesuai tema HUT RI ke-72 kali ini kita harus rajin bekerja dan Gotong royong, ini tidak lepas dari yang namanya kebaikan (bersama). Karena itu baiknya kita sebagai warga Indonesia yang saat ini sudah lebih fokus dengan menyebar kebencian dan lebih sering termakan Hoax atau kebohongan di media sosial mulailah dengan banyak membaca hal baik dan menyebarkan kebaikan.
Jadikan media sosial sebagai jalan kebaikan dan pesan yang disampaikan bisa menjadi pelopor kebaikan bagi dirinya dan juga orang lain. Sangat disayangkan bukan, kita saat ini berada dibulan Agustus yang seharusnya diisi dengan berbagai kegiatan seperti bakti sosial atau memberi pesan positif malah justru semakin memperuncing kebencian antar sesama.
Kembali ke twitter seperti yang saya sebutkan diatas sesuai Judul " Disaat Tagar #Kobarkankebaikan Digaungkan, Tapi Masih Saja Menuliskan Kebencian, Pantaskah?".
Saya memang tidak tahu siapa yang memulai Tagar #Kobarkankebaikan , tapi saya bisa menangkap pesan disampaikan dengan hastag itu. Tapi apa jadinya ketika Tagar itu melambung tapi masih saja ada orang yang ikut melambungkan Tagar yang sama namun isi cuitannya justru malah mengarah kepada ujaran kebencian. Apakah dia tidak bisa membaca pesan yang disampaikan? Apakah kita setiap kali mengajak kepada kebaikan harus ditanggapi dengan kebencian atau malah mengajak orang untuk benci, tentu tidak kan.
Berikut ini salah satu akun yang justru menurut saya malah menyulut Api kebencian disaat dimana seharusnya kita menjadi penyebar kebaikan:
Apa yang ada dipikiranmu jika melihat cuitan seperti itu, mungkin bagi kita yang mau berfikir positif adalah abaikan status seperti itu, karena jika kita malah membuat komentar malah semakin dia merasa baik dan keras kepala.
Pernah, beberapa waktu lalu saya meladeni postingan semacam ini, tapi sayang malah saya yang dicap penyebar kebencian. Padahal saya hanya mengingatkan agar tidak membuat psotingan-psotingan seperti itu, saat itu saling balas retwitt cukup panjang.
Nah, kasus-kasus cuitan itu bisa anda temui di berbagai media sosial saat ini, jika dilihat memang sudah tingkat akut. Namun sekalipun ada saja orang yang menyebarkan kebencian saya yakin masih banyak juga orang yang mau menyebarkan kebaikan.
Disini saya mengajak siapa saja yang mau jadi duta untuk diri sendiri sebagai penyebar kebaikan di media sosial. Jadikan media sosial sebagai pemupuk persaudaraan di dunia maya, dan jangan lupa pererat persaudaraan juga di dunia nyata.
Salam Admin.