Telegram di Blokir, tagar #BlokirJokowi banjiri lini twitter, pantaskah mereka baik pendukung maupun bukan menganggap dan harus berbuat dan melakukan hujatan dengan tagar itu? Seberapa jauh mereka memahami masalahnya?
Seharusnya sebagai masyarakat bisa melihatnya dari dua sisi sekaligus terkait masalah pemblokiran Telegram. Lagipula saya yakin mereka yang ikut meyuarakan tagar itu bukan semuanya pengguna telegram selama ini seperti saya, namun saya pribadi menggunakannya dengan posistif saja.
Kalaupun toh diblokir, bukannya masih banyak layanan pesan instan sekarang ini, seperti Whatsapp, Wechat, Line, BBM, Btalk dan lainnya sebagai pengganti.
Kelagian pemerintah hanya mengantisipasi saja kemungkinan penyalahgunaan telegram dimana selama ini paling banyak digunakan oleh mereka untuk meyebar propaganda hitam, menyebar kebenncian dan saling mengirim informasi terkait rencana aksi oleh ekstrimis.
Dengan kekhawatiran sebagian orang ketika layanan ini diblokir, patut dipertanyakan, apakah selama ini kalian merasa aman dengan mengirimkan pesan kebencian serta propaganda gelap karena privasi yang diberikan telegram, yang kemudian di blokir pemerintah dengan alasan keamanan negara lantas kalian merasa disakiti?
Perlu kita tahu saja, semua orang didunia mengakui bahwa telegram adalah layanan pesan instan paling aman didunia, karena tidak mudah di intip oleh hacker dan siber keamanan pemrintah. Namun dengan fitur enkripsi yang ada pada telegram justru jadi celah yang dimanfaatkan oleh orang tidak bertanggung jawab, khususnya teroris dalam menyebarkan propaganda mereka dan menjalankan aksi mereka.
Sejak peluncurannya, Telegram pada tahun 2013 lalu, sebenarnya layanana ini sudah membuat pusing banyak negara, indonesia mungkin baru kali ini saja, toh di beberapa negara termasuk di negara asalnya Rusia, Layanan aplikasi Telegram harus di blokir.
Alasannya yaitu tadi, karena banyak disalahgunakan oleh para teroris dalam menjalankan aksi mereka. Apakah jika tidak di blokir kemudian bom meledak di sekitar anda baru anda sadar bahwa sebenarnay rencana itu sudah mereka atur melalui pesan telegram. Maka blokir dari sekarang itu lebih baik.
Begitupun dengan facebook, Youtube dan Twitter yang masuk dalam wacana, untuk hal ini tidak seperti telegram yang bisa langsung di blokir, ketiga media sosial ini melalui tahapan panjang untuk proses pemblokirannya. Dan masih bisa diarahkan bersama dengan perusahaan terkait khusus untuk mengurangi akun-kaun berbahaya.
Miris, lihat rakyat yang berpikiran pendek, dan ramai-ramai mereports as Spam akun Twitter Presiden Joko Widodo. Mungkin kalian bangga karena telah berhasil memblokir akun beliau. Tapi kalian tidak sadar bahwa perbuatan kalian sama dengan mendukung kejahatan melalui media sosial.
Presiden pun tidak akan marah, jika akunnya di blokir, lagian itu hanya sebatas akun saja, yang bisa dibuat kembali dan bisa juga dipulihkan kembali.
Tapi satu hal yang penting bahwa kalian tidak memiliki moral yang baik sebagai anak bangsa, lebih bisa menghujat, padahal belum tentu kalian itu pengguna Telegram.
Terakhir saya ingin mengambil kutipan Cuitan terakhir Presiden kita Joko Widodo berikut ini, semoga kita menjadi anak bangsa yang pandai menyikapi masalah dengan bijak:
Seharusnya sebagai masyarakat bisa melihatnya dari dua sisi sekaligus terkait masalah pemblokiran Telegram. Lagipula saya yakin mereka yang ikut meyuarakan tagar itu bukan semuanya pengguna telegram selama ini seperti saya, namun saya pribadi menggunakannya dengan posistif saja.
Kalaupun toh diblokir, bukannya masih banyak layanan pesan instan sekarang ini, seperti Whatsapp, Wechat, Line, BBM, Btalk dan lainnya sebagai pengganti.
Kelagian pemerintah hanya mengantisipasi saja kemungkinan penyalahgunaan telegram dimana selama ini paling banyak digunakan oleh mereka untuk meyebar propaganda hitam, menyebar kebenncian dan saling mengirim informasi terkait rencana aksi oleh ekstrimis.
Dengan kekhawatiran sebagian orang ketika layanan ini diblokir, patut dipertanyakan, apakah selama ini kalian merasa aman dengan mengirimkan pesan kebencian serta propaganda gelap karena privasi yang diberikan telegram, yang kemudian di blokir pemerintah dengan alasan keamanan negara lantas kalian merasa disakiti?
Perlu kita tahu saja, semua orang didunia mengakui bahwa telegram adalah layanan pesan instan paling aman didunia, karena tidak mudah di intip oleh hacker dan siber keamanan pemrintah. Namun dengan fitur enkripsi yang ada pada telegram justru jadi celah yang dimanfaatkan oleh orang tidak bertanggung jawab, khususnya teroris dalam menyebarkan propaganda mereka dan menjalankan aksi mereka.
Sejak peluncurannya, Telegram pada tahun 2013 lalu, sebenarnya layanana ini sudah membuat pusing banyak negara, indonesia mungkin baru kali ini saja, toh di beberapa negara termasuk di negara asalnya Rusia, Layanan aplikasi Telegram harus di blokir.
Alasannya yaitu tadi, karena banyak disalahgunakan oleh para teroris dalam menjalankan aksi mereka. Apakah jika tidak di blokir kemudian bom meledak di sekitar anda baru anda sadar bahwa sebenarnay rencana itu sudah mereka atur melalui pesan telegram. Maka blokir dari sekarang itu lebih baik.
Begitupun dengan facebook, Youtube dan Twitter yang masuk dalam wacana, untuk hal ini tidak seperti telegram yang bisa langsung di blokir, ketiga media sosial ini melalui tahapan panjang untuk proses pemblokirannya. Dan masih bisa diarahkan bersama dengan perusahaan terkait khusus untuk mengurangi akun-kaun berbahaya.
Miris, lihat rakyat yang berpikiran pendek, dan ramai-ramai mereports as Spam akun Twitter Presiden Joko Widodo. Mungkin kalian bangga karena telah berhasil memblokir akun beliau. Tapi kalian tidak sadar bahwa perbuatan kalian sama dengan mendukung kejahatan melalui media sosial.
Presiden pun tidak akan marah, jika akunnya di blokir, lagian itu hanya sebatas akun saja, yang bisa dibuat kembali dan bisa juga dipulihkan kembali.
Tapi satu hal yang penting bahwa kalian tidak memiliki moral yang baik sebagai anak bangsa, lebih bisa menghujat, padahal belum tentu kalian itu pengguna Telegram.
Terakhir saya ingin mengambil kutipan Cuitan terakhir Presiden kita Joko Widodo berikut ini, semoga kita menjadi anak bangsa yang pandai menyikapi masalah dengan bijak: