TELEGRAM - Meski pengumumannya baru akan dirilis pada senin 17 Juli 2017. Tapi layanan kirim pesan Telegram sudah dibilang resmi di blokir menkominfo.
Sejak ramai kabar 14 juli lalu hingga hari ini, pengguna telegram memang sudah tidak bisa menggunakan lagi aplikasi tersebut, baik mobile maupun versi web.
Telegram meskipun layanan serupa dengan whatsapp, Line atau BBM tapi punya keunggulannya sendiri. Pesan instan melalui Whatsapp sangat mudah diintip oleh para hacker dan juga tim keamanan siber pemerintah, tapi tidak dengan Telegram.
Telegram memberi keamanan bagi penggunanya dengan fitur pesan yang terenkripsi, sehingga setiap pesan dari dan penerima sama sekali tidak bisa dibaca oleh siapapun, baik Hacker, siber keamanan pemerintah bahkan perusahaan yang membuatnya.
Dari keunggulannya tersebutlah maka Telegram banyak digunakan oleh para teroris untuk bertukar pesan, atau berkomunikasi seputar rencana aksi mereka, karena mereka yakin tak ada yang bisa melihat percakapan mereka. Selain fitur enkripsi yang dimiliki Telegram ada juga fitur didalamnya seperti "Secret Chat" dimana pesan yang kita kirim akan terhapus setelah dibaca oleh penerima dan tidak ada tanda atau jejak didalam server.
Berbeda dengan Whatsaap yang sangat mudah diretas oleh para hacker atau tim siber pemerintah ketika kita sedang saling tukar pesan, termasuk pesan media seprti gambar atau Video. Jejak komunikasi whatsapp bisa dilihat diserver WA-nya sendiri, bisa juga di server penyedia jaringan, pada perangkat penyimpanan pemilik akun dan juga internal atau eksternal memori pada perangkat pengguna.
Tapi jangan salah, sejak kehadiran aplikasi chat Telegram ini, sudah banyak negara yang dibuat pusing dengan aplikasi ini, bahkan dinegara asalnya, Rusia.
Rusia sudah berkali-kali mengusahkan agar aplikasi ini diblokir dinegaranya. Pasalnya tidak jauh dari para teroris yang menggunakan Telegram sebagai pelancar rencana aksi mereka, terlebih ketika kejadian Bom di St. Petersburg, Rusia beberapa waktu lalu. Rusia langsung memrintahkan mentri informatikanya memblokir aplikasi ini karena terbukti telegram menjadi bagian suksesnya aksi mereka.
Banyak negara yang mengusulkan aplikasi ini untuk diblokir. Indonesia mungkin baru kali ini, tapi langkah pemerintah perlu diacungi jempol dalam hal ini.
Dari sekian banyak pengguna telegram diseluruh dunia, ternyata Timur Tengah menjadi pengguna terbesar khususnya ISIS. ISIS sejak 2014 lalu telah beralih dari pesan instan Whatsapp atau sejenisnya ke Telegram.
Alasannya cukup jelas, karena setiap mereka mengirim pesan tidak dapat diketahui siapapun, baik hacker, atau siber pemerintah, sehingga langkah dan rencana mereka terbilang mulus berkat telegram.
Nah, saya kira kita telah paham bukan, bahwa maksud pemerintah memblokir aplikasi ini hanya bertujuan untuk mengurangi penyebaran propaganda serta mencegah aksi para teroris dimana mereka lebih memilih berkomunikasi menggunakan Telegram.
Sekali lagi bahwa Telegram punya fitur keamanan terenkripsi, sehingga pesan yang dikirim dibungkus dengan aman kemudian dikirim ke penerima, dan tidak bisa diintip oleh siapapuan termasuk hacker atau siber keamanan pemerintah.
Intinya pemblokiran ini merupakan antisipasi terhadap penyalahgunaan layanan. Sementara Wahtsaap sangat mudah untuk di Intip bahkan oleh mereka yang baru belajar Hacker sekalipun.
Mari kita gunakan setiap layanan untuk kepentingan yang baik, bukan untuk menyebar kebencian, ataupun propaganda SARA. kita gunakan aplikasi yang ada sekarang dengan baik dan bersifat membangun.
Salam, 73
Sejak ramai kabar 14 juli lalu hingga hari ini, pengguna telegram memang sudah tidak bisa menggunakan lagi aplikasi tersebut, baik mobile maupun versi web.
Apa Alasan Pemerintah Blokir Telegram
Nah, mungkin bagi rekan-rekan pernah dengar kasus yang belum lama ini beredar terkait chat mesum salah satu tokoh ormas yang diduga dilakukan melalui whatsapp.Telegram meskipun layanan serupa dengan whatsapp, Line atau BBM tapi punya keunggulannya sendiri. Pesan instan melalui Whatsapp sangat mudah diintip oleh para hacker dan juga tim keamanan siber pemerintah, tapi tidak dengan Telegram.
Telegram memberi keamanan bagi penggunanya dengan fitur pesan yang terenkripsi, sehingga setiap pesan dari dan penerima sama sekali tidak bisa dibaca oleh siapapun, baik Hacker, siber keamanan pemerintah bahkan perusahaan yang membuatnya.
Dari keunggulannya tersebutlah maka Telegram banyak digunakan oleh para teroris untuk bertukar pesan, atau berkomunikasi seputar rencana aksi mereka, karena mereka yakin tak ada yang bisa melihat percakapan mereka. Selain fitur enkripsi yang dimiliki Telegram ada juga fitur didalamnya seperti "Secret Chat" dimana pesan yang kita kirim akan terhapus setelah dibaca oleh penerima dan tidak ada tanda atau jejak didalam server.
Berbeda dengan Whatsaap yang sangat mudah diretas oleh para hacker atau tim siber pemerintah ketika kita sedang saling tukar pesan, termasuk pesan media seprti gambar atau Video. Jejak komunikasi whatsapp bisa dilihat diserver WA-nya sendiri, bisa juga di server penyedia jaringan, pada perangkat penyimpanan pemilik akun dan juga internal atau eksternal memori pada perangkat pengguna.
Siapa CEO Telegram
Pencipta Aplikasi telegram adalah Durov bersaudara, Pavel Durov dan Nikolai Durov yang berkebangsaaan Rusia, Aplikasi ini resmi diluncurkan sejak tahun 2013 Lalu.Tapi jangan salah, sejak kehadiran aplikasi chat Telegram ini, sudah banyak negara yang dibuat pusing dengan aplikasi ini, bahkan dinegara asalnya, Rusia.
Rusia sudah berkali-kali mengusahkan agar aplikasi ini diblokir dinegaranya. Pasalnya tidak jauh dari para teroris yang menggunakan Telegram sebagai pelancar rencana aksi mereka, terlebih ketika kejadian Bom di St. Petersburg, Rusia beberapa waktu lalu. Rusia langsung memrintahkan mentri informatikanya memblokir aplikasi ini karena terbukti telegram menjadi bagian suksesnya aksi mereka.
Banyak negara yang mengusulkan aplikasi ini untuk diblokir. Indonesia mungkin baru kali ini, tapi langkah pemerintah perlu diacungi jempol dalam hal ini.
Dari sekian banyak pengguna telegram diseluruh dunia, ternyata Timur Tengah menjadi pengguna terbesar khususnya ISIS. ISIS sejak 2014 lalu telah beralih dari pesan instan Whatsapp atau sejenisnya ke Telegram.
Alasannya cukup jelas, karena setiap mereka mengirim pesan tidak dapat diketahui siapapun, baik hacker, atau siber pemerintah, sehingga langkah dan rencana mereka terbilang mulus berkat telegram.
Nah, saya kira kita telah paham bukan, bahwa maksud pemerintah memblokir aplikasi ini hanya bertujuan untuk mengurangi penyebaran propaganda serta mencegah aksi para teroris dimana mereka lebih memilih berkomunikasi menggunakan Telegram.
Sekali lagi bahwa Telegram punya fitur keamanan terenkripsi, sehingga pesan yang dikirim dibungkus dengan aman kemudian dikirim ke penerima, dan tidak bisa diintip oleh siapapuan termasuk hacker atau siber keamanan pemerintah.
Intinya pemblokiran ini merupakan antisipasi terhadap penyalahgunaan layanan. Sementara Wahtsaap sangat mudah untuk di Intip bahkan oleh mereka yang baru belajar Hacker sekalipun.
Mari kita gunakan setiap layanan untuk kepentingan yang baik, bukan untuk menyebar kebencian, ataupun propaganda SARA. kita gunakan aplikasi yang ada sekarang dengan baik dan bersifat membangun.
Salam, 73